Disposable Income adalah istilah yang perlu Anda pahami untuk mengelola keuangan pribadi. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat awam masih sangat jarang mendengar istilah disposable income. Yang mereka tahu hanya sebatas income per bulan saja. Padahal, supaya pengelolaan keuangan bisa lebih baik Anda harus bisa menghitungnya. Yuk, pelajari cara menghitung disposable income berikut ini.
Disposable income bisa disebut sebagai penghasilan bersih yang sudah dikurangi pajak langsung. Uang inilah yang nantinya dipakai untuk menabung dan membeli semua kebutuhan hidup.
Dari pengertian diatas seharusnya Anda sudah tahu cara menghitung disposable income. Supaya lebih jelas bisa menyimak artikel dibawah.
Perbedaan Income dan Disposable Income yang Harus Dipahami
Meskipun kedua istilah ini kelihatannya mirip, namun pada dasarnya memiliki sedikit perbedaan. Jangan sampai salah mengartikan apalagi menganggap keduanya sama.
Income adalah seluruh uang yang berhasil dikumpulkan oleh seseorang selama periode waktu tertentu. Nominal uang tersebut tidak sepenuhnya bisa dibelanjakan, karena belum dikurangi pajak penghasilan.
Sementara itu, disposable income adalah nominal uang yang diperoleh dari mengurangi personal income dengan pajak langsung. Yang termasuk pajak langsung seperti pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak kendaraan bermotor (PKB) dan sebagainya.
Dari pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan, bahwasannya perbedaan Income dan Disposable Income terletak pada status pengurangan pajak. Income masih belum dikurangi pajak, sedangkan disposable income sudah dikurangi pajak langsung.
Cara Menghitung Disposable Income dengan Mudah
Nominal uang yang terhitung sebagai disposable income sepenuhnya sudah bersih dan bisa dipakai sesuai keinginan. Apakah itu ditabung atau dibelanjakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Seperti membayar tagihan air, rumah, pakaian, makanan, kartu kredit, listrik, pembayaran kendaraan pribadi dan lain sebagainya. Adapun rumus menghitung disposable income seperti berikut:
Pendapatan Tahunan – (Pajak Langsung + Pengeluran Lain)
Pendapatan Tahunan: penghasilan atau pendapatan yang berhasil Anda kumpulkan dalam kurun waktu satu tahun.
Pajak Langsung: berbagai macam pajak yang perlu Anda bayar.
Pengeluaran Lain: Iuran yang wajib Anda bayar seperti BPJS dan sejenisnya.
Disposable income merupakan salah satu parameter yang menentukan kemampuan pembayaran, permintaan, kemungkinan penghematan dan pengeluaran konsumen. Selain berguna untuk mengelola keuangan pribadi, dalam skala yang lebih besar disposable income dipakai untuk mengelola keuangan negara.
Hal itu menunjukkan bagaimana peran penting disposable income dalam sektor keuangan. Sehingga, rugi rasanya apabila tidak mengetahui cara menghitung disposable income.
Contoh Menghitung Disposable Income
Jika hanya melihat rumus menghitung disposable income diatas, Anda mungkin merasa bingung dan masih belum bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, dibawah ini admin sudah menyiapkan contoh untuk dipelajari.
Andi adalah seorang karyawan di perusahaan IT dengan pendapatan tahunan sebesar Rp. 120 juta atau 10 juta per bulan. Pada bulan ini, Andi harus membayar pajak kendaraan miliknya sebesar Rp. 1.500.000 dan iuran BPJS kesehatan Rp. 250.000.
Dengan menggunakan rumus menghitung disposable income sebelumnya, maka diketahui: Rp. 10 juta – (Rp. 1.500.000 + Rp. 250.00) = Rp. 8.250.000.
Bagaimana, cara menghitung disposable income sangat mudah dan sederhana bukan? Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengurangi pendapatan per bulan dengan pajak dan iuran wajib jika memiliki.
Nominal akhir dari hasil pengurangan tersebut dinamakan disposible income. Karena tidak ada cara rumit untuk menghitungnya, Anda bisa segera mencoba.